Kamis, 19 Desember 2013

INTERAKSI SOSIAL DAN TINJAUAN DALAM ISLAM


DOSEN PENGAMPU: DRA.ROHANI.M.PD




DISUSUN OLEH
HUZAIFA (11216204114)
II.C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU-RIAU
2013


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa pula buat Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yakni Dra.Rohani M.Pd yang telah memberikan tugas makalah  ini untuk memenuhi nilai semester pada mata pelajaran sosiologi.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dan  ini merupakan tanggung jawab saya sebagai pembuat makalah.
Apabila terdapat kesalahan saya minta kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya saya ucapkan terima kasih.




Pekanbaru, 22 Juni  2013       

                                    Penulis                        




DAFTAR ISI

     KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI           
BAB I PENDAHULUAN           
A.  Latar Belakang 
B. Rumusan Masalah  
C. Batasan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    INTERAKSI SOSIAL
1.      Pengertian Interaksi Sosial 
2.      Tujuan Interaksi Sosial           
3.      Model Pembelajaran Interaksi Sosial
4.      Motif Interaksi Sosial 
5.      Terbentuknya Interaksi sosial
B.  INTERAKSI SOSIAL DALAM TINJAUAN ISLAM
BAB III PENUTUP8
A.  KESIMPULAN
B.  SARAN 
DAFTAR PUSTAKA 








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang hubungan manusia dengan manusia lainnya. ilmu ini mengajari kita bagaimana caranya berhubungan baik dengan orang lain terutama di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Apalagi sebagai seorang guru harus pandai dalam mengendalikan situasi yang ada terutama bagi peserta didik dalam proses pembelajaran karena peserta didik perlu bimbingan dari guru. Maka harus menjadi guru yang profesional dalam segala hal.
Tujuan dari pembelajaran sosiologi ini ialah kita dapat berinteraksi yang baik dengan sesama manusia. Menjadi seorang guru juga harus memperhatikan kode etik dan tidak boleh melanggarnya karena merupakan sudah ketentuan yang harus di taati agar menjadi guru yang bermoral, disiplin dan bertanggung jawab.
Jadi kita harus menguasai segala hal yang berhubungan dengan sosiologi karena sangat bermanfaat dalam kehidupan kite sehari-hari terutama di masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah interaksi sosial itu ?
2.      Jelaskan apa itu interaksi edukatif dan ciri-cirinya ?
3.      Bagaimana hubungan guru dengan murid dan kinerja guru ?
4.      Sebutkan kode etik guru.
C.     Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang interaksi sosial, syarat-syarat terjadinya, Ciri-ciri interaksi edukatif, hubungan guru dengan murid dan kode etik yang ada di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    INTERAKSI SOSIAL
1.      Pengertian Interaksi Sosial
Proses sosial adalah cara-cara yang berhubungan yang dapat di lihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Interaksi sosial ini dalam islam sama dengan silaturrahmi. [1]
Hadits pentingnya silaturahmi dan ukhuwah dalam suatu riwayat Rasulullah saw. pernah bertanya kepada para sahabatnya yaitu :[2]
الَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - : أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَكْرَمِ أَخْلاَقِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ؟ تَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ image Nabi saw bersabda : Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” (HR. Baihaqi)
 أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim). “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim)
Jadi interaksi sosial ialah merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencangkup hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.[3]interaksi sama dengan Silaturrahmi dan juga termasuk akhlak yang mulia yang di anjurkan dan diserukan oleh islam di peringatkan tidak memutuskannya, Allah Ta’ala telah menyeru hamba_Nya berkaitan dengan menyambung tali silaturrahmi dalam 19 ayat di kitab_Nya yang mulia.
Ciri-ciri interaksi sosial adalah :[4]
1.      Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
2.      Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
3.      Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
4.      Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor yaitu:
a.       Imitasi
Imitasi ialah merupakan tindakan meniru gaya seseorang, misalnya mempunyai peran yang sangat penting dalam proses interaksi sosial.
b.      Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak lain.
c.       Identifikasi
Merupakan kecendrungan-kecendrungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
d.      Simpati
Merupakan proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain.

e.       Motivasi
Merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang digunakan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis dan rasional dan penuh rasa tanggung jawab.
f.       Empati
Empati hampir mirip dengan simpati perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional.[5]
Bentuk- Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu :
1.      Proses yang asosiatif, yang terbagi ke dalam tiga bentuk yaitu : akomodasi, asimilasi dan akulturasi.
2.      Proses yang disosiatif yang mencakup : persaingan dan persaingan yang meliputi kontravensi dan pertentangan atau pertikaian (conflict).[6]
2.      Tujuan Interaksi Sosial
Tujuan interaksi ini menurut beberapa kacamata teori bisa berbeda-beda.
Menurut kacamata pertukaran dan utilitarian, kita berinteraksi biasanya dilakukan karena kita membutuhkan sesuatu. Kita berinteraksi agar kita bisa memenuhi suatu kebutuhan dari lawan interaksi kita tersebut.
Dalam kacamata agama (islam), interaksi, dilakukan dengan tujuan silaturahmi atau membangun ikatan kasih-sayang, yang didalamnya ada kewajiban saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling mencegah keburukan satu sama lain. Ayat dalam Al-Quran tentang silaturrahmi ada dalam surat An-Nisa (4:1) yang artinya : [7]
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Namun sebagian lainnya yang juga tidak boleh hilang adalah wujud batin yang biasanya berdampak kepada manfaat non - zahir seperti 'rahmat tuhan, 'kasih sayang atau lainnya.
Modal kita untuk memasuki dunia interaksi sosial, yang terbaik adalah norma agama, karena biasanya kalau kita menjalankan syariat islam dalam norma-norma interaksi biasanya kita juga tidak akan melanggar norma yang umum berlaku di masyarakat.[8]
3.      Model Pembelajaran Interaksi Sosial
Richard Anderson dalam Syaiful Sagala, mengajukan dua pendekatan dan model pembelajaran yaitu yang berorientasi kepada guru yaitu:[9]
1.      Teacher Centred Approach
               Teacher Centered dan pendekatan yang berorientasi kepada siswa yang disebut Student Centered. Pendekatan pertama biasa disebut tipe otokratis karena pendekatannya satu arah yakni dari guru dan pendekatan kedua disebut tipe demokaratis karena guru memberi peluang peserta didik mengajukan pertanyaan.
Model belajar yang paling diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, motode simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang menunjang berkembangnya hubungan sosial peserta didik.
Model interaksi sosial pada hakekatnya bertolak dari pemikiran pentingnya hubungan pribadi (interpersonal relationship) dan hubungan sosial atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya.

Dalam konteks ini proses belajara pada hakekatnya adalah mengadakan hubungan sosial dalam pengertian peserta didik berinteraksi dengan peserta didik lain dan berinteraksi dengan kelompoknya. langkah yang ditempuh guru dalam model ini adalah:
a.       Guru mengemukakan masalah dalam bentuk situasi sosial kepada para peserta didik.
b.      Peserta didik dengn bimbingan guru menelusuri berbagai macam masalah yang terdapat dalam situasi tersebut.
c.       Peserta didik diberi tughas atau permasala-han untu dipecahkan, dianalisis, dikerjakan yang berkenaan dengan situasi tersebut.
d.      Dalam memecahkan masalah belajar tersebut peserta didik diminta untuk mendiskusikannya.
e.       Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil diskusinya.
f.       Membahas kembali hasil-hasil kegiatannya.

Model interaksi sosial dapat digunakan antara lain dengan menggunakan motode sosiodrama atau bermain peran (role playing) keterlibatan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi terutama dalam bentuk partisipasi dalam kelompoknya, partisipasi ini menggabarkan adanya interaksi sosial did antara sesama peserta didik dalam kelompok tersebut.
Oleh karena itu, model interaksi sosial boleh dikatakan berorientasi pada peserta didik dengan mengembangkan sikap demoktratis, artinya sesama mereka mampu saling menghargai, meskipun mereka memiliki perbedaan.[10]
2.      Student Centered Approach
Student Centered Apporoach (SCA) adalah pendekatan yang di dasarkan pada pendangan-pandangan bahwa mengajar di anggap sebagai proses mengatur lingkungan dengan harapan agar siswa belajar dan dituntut untuk lebih efektif , kritis dan mandiri dalam belajar.[11]

Beberapa konsep penting dalam Student Centered Learning yaitu :[12]
1.      Pusat kegiatan belajar ada pada siswa.
2.      Tugas guru tidak lagi mentransfer informasi.
3.      Tugas guru ialah menfasilitasi berlangsungnya kegiatan belajar oleh siswa atau membantu siswa untuk belajar.
4.      Belajar adalah kegiatan aktif dan self directed.
5.      Pembelajaran harus secara aktif melakukan refleksi untuk meningkatkan belajarnya.
6.      Motivasi belajar harus muncul secara intrinsic dari siswa.
7.      Belajar ialah aktifitas yang bersifat individual, sosial dan kolaboratif.
8.      Guru bertindak sebagai psikomotor.
9.      Pembelajaran menentukan tujuan sendiri untuk mengukur keberhasilan dengan bantuan guru.
10.  Keahlian belajar akan meningkatkan kualitas belajar.
Faktor yang penting dalam student centered approach yaitu :
1.      Faktor Kognitif
Menggambarkan bagaimana siswa berfikir dan mengingat, serta penggambaran faktor-faktor yang terlibat dalam proses pembentukan informasi dan pengalaman.
2.      Faktor afektif
Menggambarkan bagaimana keyakinan, emosi, dan motivasi mempengaruhi cara seseorang menerima situasi pembelajaran, seberapa banyak orang belajar dan usaha mereka dilakukan untuk mengikuti pembelajaran.
3.      Faktor Perkambangan
Menggambarkan bahwa kondisi fisik, intelektual, emosional, dan sosial dipengaruhi oleh faktor genetik yanh unik dan faktor lingkungan.
4.      Faktor Sosial
Menggambarkan bagaimana orang lain berperan dalam proses pembelajaran dan cara-cara belajar dalam kelompok.
5.      Faktor perbedaan
Menggambarkan bagaimana latar belakang individu yang unik dan kapasitas masing-masing berpengaruh dalam pembalajaran.
Keuntungan Student Centered Approach yaitu :[13]
1.      Murid di tuntut untuk lebih kretif, mandiri, aktif, dan percaya diri, juga meningkatkan pemahaman yang mendalam dari materi yang disampaikan oleh pengajar.
2.      Murid dapat mengeksplorasi sendiri pembelajaran yang ia pelajari.
3.      Murid yang aktif akan merasa fun dalam belajar.
4.      Membuat suasana kelas menjadi tidak pasif dan terpaku pada pengajar.
Kekurangan Student Centered Approach yaitu : Streesfull bagi siswa yang kurang aktif dan dan cendrung tertinggal dalam belajar.
4.      Motif Interaksi Sosial
  1. Lindgren (1073) berpendapat bahwa : Motif sosial adalah motif yang dipelajari melalui kontak orang lain bahwa lingkungan individu memegang peranan yang penting. 
  2. Berkowitz (1969) Motif sosial adalah motif yang mendaasari aktivitas individu dalam mereaksi terhadap orang lain. 
  3. Max Crimon dan Messick (1976) menyatakan bahwa seseorang dikatakan menunjukkan motif sosial, jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya bagi orang lain. 
  4. Heckhausen (1980) berpendapat bahwa motif sosial adalah motif yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain.
     Motif timbul karena adanya kebutuhan/need. Kebutuhan (need) dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut segera pemenuhannya, agar segera mendapatkan keseimbangan. Situasi kekurangan ini berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan alasan, yang menyebabkan seseorang bertindak untuk memnuhi kebutuhan. 
      Mc. Clelland (1967) berpendapat bahwa untuk menemukan motif yang mendasari suatu perbuatan, cara yang terbaik ialah dengan menganalisis motif yang ada di dalam fantasi seseorang. Word Wort dan Marquis membedakan motif atas yaitu: [15]
  1. Motif yang bergantung pada keadaan dalam jasmani, misalnya : makan, minum dan sebagainya.
B. Macam-macam Motif 
  1. Motif biogenetis Merupakan motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kehidupannya secara biologis. Motif ini bercorak kepada universal dan kurang terikat kepada lingkungan kebudayaan tempat manusia itu kebetulan tempat berada dan berkembang.
  2. Motif sosiogenetis Adalah motif-motif yang dipelajari orang fan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. 
  3. Motif teogenetis Berasal dari interaksi antara manusia deangan Tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-hari dimana ia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu. Contoh, keinginginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
*Berbagai motif sosial Teevan dan Smith (1964) menggolongkan motif atau dasar perkembangan menjadi 2 kelompok yaitu :
  • Motif primer yaitu motif yang timbulnya berdasarkan proses kimiawi fisiologik dan diperoleh dengan tidak dipelajari, misalnya haus dan lapar. 
  • Motif sekunder adalah motif yang timbulnya tidak secara langsung berdasarkan proses kimiawi fisiologik dan umumnya diperoleh dari proses belajar, baik melalui pengalaman maupun lingkungan.:



5.      Terbentuknya Interaksi Sosial
1.      Kontak sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah.
Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badabiah, karena orang dapat mengadakan hubungan tanpa harus menyentuhnya, seperti cara berbicara dengan orang yang bersangkutan.
Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang- orang dapar berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan lainnya yang tidak perlu memerlukan sentuhan badaniah. Melalui sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu :[16]
a.       Antara orang perorangan
kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui komunikasi, yaitu : suatu proses dimana dia menjadi anggota.
b.      Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. Kontak sosial ini misalnya apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.
c.       Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama untuk mengalahkan partai politik lainnya. Kontak sosial memiliki beberapa sifat, yaitu kontak sosial positif dan kontak sosial negatif.
1.      Komunikasi
Komunikasi adalah seseorang yang memberi tafsiran kepada orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa yang ingin di sampaikan oleh orang tersebut.
Dengan adanya komunikasi dan perasaan kelompok dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lain. Hal ini kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya. Dalam komunikasi kemudian sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seluas senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukkan kemenangan.
Dengan demikian komunikasi memungkinkan kerja sama antar perorangan dan antar kelompok.Tetapi di samping itu juga komunikasi bisa menghasilkan pertikaian yang terjadi karena salah paham yang masing-masing tidak mau mengalah.[17]
B.     TINJAUAN INTERAKSI SOSIAL DALAM ISLAM`
1.      Interaksi Sosial menurut Pandangan al-Quran
Agama Islam adalah agama rahmat. Sebagaimana al-Qur’an menyatakan bahwa Nabi saw. diutus sebagai rahmatan lil ’alamin.Untuk mengejawantahkan cita-cita besar yaitu rahmatan lil ’alamin diperlukan kerjasama antara umat manusia tidak terbatas antar intern umat Islam tetapi dengan non muslim pun perlu dijalin demi cita-cita di atas.
Untuk mewujudkan persaudaraan antarpemeluk agama, al-Quran telah  memperkenalkan sebuah konsep yaitu ta’aruf. Seperti yang disebutkan dalam al-Quran. Allah berfirman yaitu:[18]
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.”
Ayat diatas dijadikan sebagai dasar atas eksistensi interaksi social antar sesama manusia, dimana sebelumnya telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan interaksi adalah aksi timbal balik dan kata ta’aruf dalam hadis tersebut juga bermakna saling karna dalam penggunaannya dipakai isim masdhar yang setimbang dengan kata tafa’ulun yang bermakna saling dimana fungsi isim adalah musyarkah.
Selanjutnya kata ta’aruf dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud disitu adalah pentingnya untuk saling mengenal dan saling berinteraksi antar satu sama lain dalam hal umum, tetapi tidak dalam hal yang berhubungan dengan agama karena Allah telah membedakan diantara manusia yang dia cintai yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa kepadanya. Dengan kata lain, Allah telah memerintahkan hambanya untuk saling mengahrgai dan saling menghormati dalam urusan-urusan sosial kemasyarakatan saja.
Jika hal ini dikaitkan dengan aktifitas keagamaan, maka hal tersebut telah dijelaskan oleh al-Quran tentang sistem dalam beragama. Allah berfirman :
Artinya : Untukmulah agamamu dan untukulah agamaku
Dalam al-Quran juga menganjurkan agar mencari titik-singgung dan titik-temu antarpemeluk agama. Bahwa al-Quran menganjurkan agar dalam interaksi  sosial, bila tidak ditemukan persamaan hendaknya  masing-masing  mengakui  keberadaan pihak lain, dan tidak perlu saling menyalahkan. Seperti yang disebutkan dalam al-Quran. Allah berfirman  yaitu:[19]
Artinya : Katakanlah: “Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
Jalinan persaudaraan antara seorang Muslim dan non-Muslim sama sekali tidak dilarang oleh Islam, selama pihak lain menghormati hak-hak umat Islam. Seperti yang disebutkan dalam al-Quran. Allah berfirman :
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusirmu dari negerimu, sesunggujnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil
Ketika sebagian sahabat Nabi memutuskan bantuan keuangan/material  kepada sebagian penganut agama lain dengan alasan bahwa mereka bukan  Muslim,  al-Quran  menegur  mereka dengan Seperti yang disebutkan dalam al-Quran. Allah berfirman yaitu:[20]
Artinya : bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang member petunjuk atas siapa yang dikehendakinya. Dan apa saja harta yang yang kamu berikan dijalan Allah, maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan jangalah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu berikan, niscaya kamu akan diberikan pahalanya dengan cukup sedang kamu tidak dianiaya sedikitpun.
Sejarah telah mencatat bagaimana interaksi sosial dan muamalah dengan orang-orang non muslim yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Rasulullah saw. sendiri pernah menerima hadiah dari raja/kepala suku kafir. Bahkan Rasul pun pernah memberi hadiah kepada mereka.
Jadi, yang dimaksudkan dengan interasksi sosial menurut al-Quran adalah sikap saling mengahrgai dan saling menghormati dalam urusan-urusan sosial kemasyarakatan atau dalam bidang muamalah.
Menurut Magnis Suseno, secara garis besarnya, etika dapat dilihat sebagai pedoman yang berisikan aturan-aturan baku yang mengatur tindakan-tindakan pelaku dalam sebuah profesi, yang dalam pedoman tersebut terserap prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mendukung dan menjamin dilakukannya kegiatan profesi si pelaku sebagaimana seharusnya, sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Dalam konteks ke-Indonesiaan, Masdar Hilmy berpandangan bahwa bagi bangsa Indonesia, adanya keragaman budaya merupakan kenyataan sosial yang sudah niscaya. Eksternalisasi nilai-nilai keadilan yang berdimensi multikultural, misalnya, merupakan suatu agenda besar yang perlu senantiasa di dijalankan oleh semua komponen bangsa.
Didalam al-Qur,an Allah Swt berfirman yaitu:[21]
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.”
.


BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Interaksi sosial ialah merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencangkup hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
Interaksi dalam tinjauan islam sama dengan silaturrahmi yakni sama-sama saling berhubungan antara manusia satu dengan yang laiinya, di ikat dengan tali cinta , kasih sayang, tolong menolong dan peduli terhadap sesama.
Motif interaksi sosial timbul karena adanya keinginan seseorang terhadap dirinya atau orang lain seperti motifasi yang kita berikan terhadap orang lain atau pun diri sendiri. Kalau di dalam islam motif ini bisa di artikan sebagai akhlak kepada diri sendiri karena telah menjaga diri sendiri dan menolong sesama umat itu juga merupakan akhlak terhadap sesama.
Terbentuknya interaksi sosial ini juga karena ada dua faktor yaitu : kontak sosial dan komunikasi. Terbentuknya interaksi ini merupakan hubungan dari sesama manusia dan selalu menjaga silarurrahmi terhadap umat manusia lainnya.
Jadi marilah kita kuatkan silaturrahmi kita kepada sesama karena itu juga termasuk akhlak kepada Allah, menjaga segala ciptaaknnya, menolong sesama, dan menyayangi satu sama lain maka kita akan terhindari dari segala keburukan.

B.  SARAN
Makalah ini sudah kami buat dengan sebaik-baiknya berdasarkan materi silabus serta referensi dari buku lainnya dan juga bantuan dari internet untuk membantu memenuhi tugas makalah kami yang berjudul interaksi sosial dan hubungan guru dengan murid.



DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengatar, Jakarta : PT Raja Grafindo
                             Persada,1990
Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi Jakarta : Fakultas Ekonomi
                             Universitas Indonesia, 2004
Dhohiri, Rohman, Taufiq, dkk, Sosiologi 1, Jakarta : Yudhistira, 2007
Sagala, Syaiful,  Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta,
                             2007
Wina, Senjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT Raja
                             Grafindo Persada,2002
http://www.masbied.com/2012/02/09/interaksi-sosial-menurut-pandangan-al-quran/
http://islamsejati3.blogspot.com/2011/10/hadits-pentingnya-silaturahmi-dan.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121105194442AAvLunV





[1] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengatar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1990), h.66
[2] http://islamsejati3.blogspot.com/2011/10/hadits-pentingnya-silaturahmi-dan.html
[3] Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h.35
[4] Op.Cit, Soerjono Soekanto, h.69-70
[5] Taufiq Rohman Dhohiri, dkk, Sosiologi 1 ( Jakarta : Yudhistira, 2007), h.48-49
[6]  Op.Cit, Soerjono Soekanto, h. 77-78
[7] http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121105194442AAvLunV
[8]  Ibid, http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121105194442AAvLunV
[9] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (cet. V, Bandung: Alfabeta, 2007)
[10]  Ibid, Syaiful Sagala
[11] Senjaya Wina, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 120
[12] http://kbmefektif.wordpress.com/2010/12/31/student-centered-approach/March10,2012

[13] Op.Cit, Syaiful Sagala, h.137
[14] http://www.bloggerlombok.com/2011/11/motif-sosial.html
[15] [15] ibid, http://www.bloggerlombok.com/2011/11/motif-sosial.html
[16] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,2002), h.64-66
[17] Ibid, Soerjono Soekanto, h.64-67
[18] http://www.masbied.com/2012/02/09/interaksi-sosial-menurut-pandangan-al-quran/
[19] Ibid, http://www.masbied.com/2012/02/09/interaksi-sosial-menurut-pandangan-al-quran/
[20] Ibid, http://www.masbied.com/2012/02/09/interaksi-sosial-menurut-pandangan-al-quran/
[21]Ibid,  http://www.masbied.com/2012/02/09/interaksi-sosial-menurut-pandangan-al-quran/

1 komentar:

  1. Types of Baccarat - How to Play Baccarat - FEBCasino
    Learn how septcasino to play baccarat with this guide. Learn the basics of Baccarat with this guide. When 바카라 you play a choegocasino game with Baccarat, the game is always very fun.

    BalasHapus